frofil yami

Yayasan Amanatatul Muslimin Indonesia

23 Tahun Yayasan Amanatul Muslimin Indonesia

23 Tahun
YAYASAN AMANATUL MUSLIMIN INDONESIA
SEJARAH DAN VISI-MISINYA
1990-2013

A. Pendahuluan

Segala puji dan syukur adalah hanya milik Allah. Kami memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya dan kami juga memohon ampunan-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah ke pangkuan Nabi dan Rasul-Nya, Muhammad SAW dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga akhir zaman.

Yayasan Amanatul Muslimin Indonesia (YAMI) adalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial dan keagamaan. Berdiri pada 1 Desember 1990 di Jakarta, dengan akta notaris nomor 2 Tahun 1990 oleh Notaris Lies Rahalus Rusadi, S.H. Diperbaharui oleh notaris Irsal Bakar, S.H. nomor 4 Tgl 6 Januari 2009. Terdaftar pada Kanwil Departemen Sosial Provinsi DKI Jakarta No. 364/0RSOS/1992. Terdaftar pada Direktorat Sosial Politik Provinsi DKI Jakarta N0. 455/SKT/Y/VIII/1997 dengan No. Urut 343 dan Telah terdaftar pula pada Kemenenterian hukum dan HAM Nomor : AHU-700.AH.01.04 Tahun 2010. Terdaftar pada Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, dengan Nomor : 42.31.73.06.1004 dan terdaftar pada BKKKS Provinsi DKI Jakarta dengan Nomor : 00101.DU-4-234/BKKKS/Sket-OBH/11-06 serta perijinan dari instansi pemerintah terkait seperti dari Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama (lengkapnya ada pada profil yayasan).

Pada bidang pendidikan, YAMI telah berhasil mendirikan (1) Madrasah Tsanawiyah Amanatul Muslimin, Juli 1990, (2) Madrasah Ibtidaiyah Amanatul Muslimin, Juli 1991, (3) SMK Patriot Nusantara, Juli 1998 dan (4) SMP Putra Negara, Juli 2002. Juga telah berhasil membuka cabang Tangerang di Desa Kebon Cau Kec. Teluknaga dengan mendirikan (5) SMP Putra Negara 2 pada Juli 2009 dan SMK Patriot Nusantara 2 pada Juli 2009. 

Pada bidang sosial, YAMI telah mendirikan (1) Non Panti Sosial Asuhan Anak bernama NPSAA Amanatul Muslimin pada Maret 1996, (2) Panti Asuhan Yatim Piatu bernama PSAA Putra Negara pada April 1999 dan (3) Pusat Santunan Dalam Keluarga dengan nama PUSAKA 68 di bulan April 1999 yang mengurusi dan menyantuni para Lanjut Usia (Lansia).

Pada bidang keagamaan, YAMI telah merencanakan pendirian Pondok Pesantren dengan nama Daar el Bayaan, yang sampai saat ini belum terwujud. Insya Allah pada beberapa tahun ke depan akan segera dapat diwujudkan.

B. Cikal Bakal

Cikal bakal YAMI adalah bermula dari pengajian bulanan siswa-siswi kelas III SMPN 225 tahun 1985. Lalu dikembangkan pengajian tersebut untuk remaja dan pemuda. Maka bergabunglah beberapa remaja dan pemuda di sekitar Kampung Belakang, Prepedan, Rawa Bebek, Rawa Bokor, Kp Gaga Rawa Kompeni dan daerah sekitarnya. Mereka sepakat memberi nama majlis ta’limnya dengan nama Majlis Ta’lim Ikatan Pemuda Pencinta Ilmu (MT.IPPI). Aku (penulis) adalah sebagai guru agama Islam honorer pada sekolah tsb dan aku juga sebagai pembina majlis ta’lim itu.

Melihat kondisi yang ada pada saat itu (1989-1990) sangat memprihatinkan, dimana anggota majlis ta’lim remaja yang jumlahnya mencapai lebih dari 250 jamaah, banyak yang menikah. Dalam satu tahun saja hampir ada 20 pasang yang menikah. Lama kelamaan anggota semakin berkurang. Keadaan ini menjadi pendorong bagi pembinanya untuk berpikir lebih keras dan lebih jauh lagi. Upaya yang harus dirintis adalah supaya pembinaan generasi terus berlanjut dan tidak mandeg di tengah jalan, yaitu dengan cara mendirikan lembaga pendidikan formal. Dengan cara ini pembinaan remaja /generasi muda akan terikat dengan waktu dan peraturan/kurikulum.

Dalam rapat-rapatnya yang pernah dilaksanakan (1) di Hutan Lindung Kamal, (2) di Tanjung Pasir, (3) di Kebon Raya Bogor, dan (4) di Taman Cibodas Kab. Cianjur pengurus dan para anggota telah sepakat merencakan pendirian lembaga pendidikan formal berupa sekolah/madrasah. Maka pada bulan Juni 1990 pengurus dan anggota mencari murid untuk tingkat madrasah tsanawiyah. Dengan kekompakan remaja dan atas ijin Allah SWT muridpun didapat sebanyak 51 siswa. Pada tahun 1991 terima murid baru untuk MI mendapat 46 siswa. Alhamdulillah, padahal belum punya gedung.

Komentar

Postingan Populer